Jumat, 01 Januari 2016

Berdosakan Jika Ber-KB

 "Program KB suatu bentuk pelanggaran Perintah Allah"

BENARKAH?

Nats: Kejadian 1:28
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:”Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas atas ikan ikan dilaut dan burung burung diudara dan atas segala binatang yang merayap dibumi.” (bdk. Kej 9:1, Kej. 9:7)
Allah menciptakan manusia dan ditempatkan planet bumi yang indah. Alamnya sungguh mempesona, 71% permukaannya adalah air berarti sisanya yang 29% adalah daratan. Lapisan terluar bumi inilah yang kita tempati saat ini. Ada dua kategori kerak bumi yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km.. Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan tanah dan batuan. Lapisan inilah yang menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup, termasuk manusia, binatang dan tumbuhan.
Wow..!! Bak kancing baju dengan lubangnya merupakan dua hal yang tak terpisahkan, kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari alam. Keduanya tak dapat dipisahkan dan saling menyempurnakan. Berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya, pemanfaatan bahan – bahan alam untuk memenuhi kebutuhan manusia juga meningkat. Keserakahan sebagai sifat dasar manusia membuat mereka seolah tak ingin melewatkan sedikitpun manfaat alam, manusia mengeksploitasi segalanya yang ada di alam seolah takut tidak kebagian. Memang Allah menyediakan semua hal yang ada dibumi untuk memenuhi kebutuhan manusia (Kej.1:24-30), dengan catatan saat itu hanya Adam dan Hawa yang hidup saat itu, dan setelah mereka memiliki keturunan jumlah manusia saat itu masih sangat sedikit, jauh berbeda dengan kondisi saat ini yang jumlahnya sekitar 7 Milliar jiwa. Yang jadi pertanyaan adalah apakah Alkitab kita hanya berlaku saat saat tertentu, dan tidak dapat digunakan sepanjang jaman? tentunya tidak, Firman di dalam Alkitab berlaku untuk sepanjang jaman, hanya manusia harus memanfaatkan potensi alam dengan bijak, tenggang rasa dan bertanggungjawab. 
Hal ini di karenakan eksploitasi terhadap alam dapat menimbulkan berbagai masalah, terutama pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Berbagai jenis bahan tambang misalnya minyak bumi, gas alam, dan batu bara merupakan sumber daya alam yang suatu saat akan habis dan tidak dapat diperbarui lagi. Reboisasi atau penanaman hutan kembali membutuhkan waktu yang sangat lama tidak sebanding dengan pemakaian hasil olahannya, misalnya penggunaan kertas tisue yang berlebihan mengorbankan ribuan pohon yang penanamannya membutuhkan waktu berpuluh hingga ratusan tahun. 
Jumlah penduduk Indonesia  pada tahun 2014  mencapai 253,60 juta jiwa dan menduduki peringkat keempat dunia setelah China, India dan AS. Banyak permasalahan lingkungan  yang ditimbulkan akibat jumlah penduduk Indonesia yang menembus angka 253,60 juta jiwa. Mulai dari sampah, asap, penebangan pohon, ketersediaan pangan yang semakin sedikit, dan masih banyak lagi. Permasalahan lingkungan ini seolah menjadi prestasi tersendiri yang membuat negeri ini lebih dikenal dunia.
inilah yang jadi masalah besar bagi kita, karena kita membutuhkan makanan untuk dapat bertahan hidup. Dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan kurang pangan. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi, kenaikan jumlah penduduk akan meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan.
Bahkan Thomas Robert Maltus seorang sosiolog Inggris, mengemukakan teori yang berjudul Essay on The Principle of Population. Maltus menyimpulkan bahwa pertambahan penduduk mengikuti deret ukur, sedangkan pertambahan produksi pangan mengikuti deret hitung. Jadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin tinggi pula kebutuhan pangan. Oleh karena itu peningkatan produksi pangan perlu digalakkan. Penduduk yang kekurangan makanan akan menyebabkan gangguan pada fungsi kerja tubuh dan dapat terjangkit penyakit seperti busung lapar, anemia, beri-beri, kwasiorkhor dan marasmus.
Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan pemukiman dan sarana-sarana umum terus bertambah sehingga banyak lahan pertanian yang dialih fungsikan, misalnya untuk tempat tinggal, pembangunan pabrik dan rumah sakit. Akibatnya, produksi pertanian akan menurun sehingga bahan pangan harus di impor. Apabila harga bahan pangan impor tidak terjangkau oleh masyarakat dapat terjadi bencana kelaparan.
Ketersediaan air bersih. Air merupakan sumber kehidupan. Sebagian besar tubuh makhluk hidup terdiri atas air. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya bagi manusia. Selain minum, air juga diperlukan untuk menjaga kebersihan pakaian, badan dan lingkungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan ternak juga memerlukan air, begitu pula pemrosesan barang-barang produksi maupun industri. Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan air. Pada umumnya, kebutuhan air diperkotaan dipenuhi oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang mengalirkan air sampai ke rumah-rumah penduduk. Akan tetapi, makin padatnya penduduk menyebabkan daerah peresapan air hujan makin berkurang.
Padahal, kebutuhan air dari PAM banyak yang diambil dari air bawah tanah. Oleh karena itu, makin padat jumlah penduduk menyebabkan penipisan persediaan air bawah tanah yang dapat diambil oleh PAM. Sementara itu, masih banyak kegiatan industri yang belum memiliki sistem pengolahan limbah yang baik sehingga air limbah turut memperburuk kebersihan air di lingkungan. Pembangunan pemukiman masih banyak yang belum mengacu pada konservasi alam. Sebagai contoh, pembuatan lantai semen, betonisasi pada seluruh halaman, dan pengaspalan jalan raya maupun menutup seluruh lapisan tanah menyebabkan tidak terjadi peresapan air. Akibatnya, air hujan terus mengalir ke sungai dan kembali ke laut.
Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
Kawasan pemukiman padat penduduk sering hanya menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke lapisan tanah, sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih.
Ketersediaan lahan. Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, pertanian, dan sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian. Seperti kabut asap yang terjadi di Riau, isu lingkungan ini seolah mencoreng nama baik Indonesia dimata dunia. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.
Pesatnya pertambahan penduduk mengakibatkan makin besar kepadatan penduduk. Jumlah penduduk yang bertambah dengan luas lahan tetap menyebabkan peningkatan kepadatan penduduk. Akibatnya, makin besar perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan. Pada akhirnya, lahan untuk perumahan makin sulit didapat. Itulah sebabnya di kota-kota besar yang sangat padat penduduknya, kita lihat banyak yang mendirikan bangunan tidak resmi, bahkan ada pula yang membuat tempat tinggal sementara dari plastik atau dari karton di pinggir sungai atau di bawah kolong jembatan.
Ketersediaan lahan. Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, pertanian, dan sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian. Seperti kabut asap yang terjadi di Riau, isu lingkungan ini seolah mencoreng nama baik Indonesia dimata dunia. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.
Pesatnya pertambahan penduduk mengakibatkan makin besar kepadatan penduduk. Jumlah penduduk yang bertambah dengan luas lahan tetap menyebabkan peningkatan kepadatan penduduk. Akibatnya, makin besar perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan. Pada akhirnya, lahan untuk perumahan makin sulit didapat. Itulah sebabnya di kota-kota besar yang sangat padat penduduknya, kita lihat banyak yang mendirikan bangunan tidak resmi, bahkan ada pula yang membuat tempat tinggal sementara dari plastik atau dari karton di pinggir sungai atau di bawah kolong jembatan.
Alasan besar inilah yang membuat Pemerintah mengambil keputusan untuk membuat peraturan mengenai program keluarga berencana (KB). Karena dianggapnya program KB dapat mencapai sasaran dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat. Padahal berbagai alat kontrasepsi yang ditawarkan memiliki berbagai efek samping bagi pengguna, sehingga berbagai syarat pemakaian alat kontrasepsi berdasarkan indikasi dan kontra indikasi harus di sosialisasikan dengan benar agar tidak terjadi penyesalan dikemudian hari. berbagai penelitian terus dilakukan guna mendapatkan hasil yang terbaik dengan efek samping yang seminimal mungkin. Pemilihan alat kontrasepsi tentunya sesuai dengan pilihan pengguna. Product knowledge harus dijelaskan sedetail mungkin terutama manfaat, cara kerja dan efeksamping serta komplikasi yang mungkin terjadi. Selama penggunaan alat kontrasepsi tidak ada unsur aborsi ataupun tidak berefek merusak tubuh dalam jangka pendek maupun jangka panjang maka Program Keluarga Berencana sah sah saja dilakukan. 
Solusi yang ditawarkan adalah memelihara, menjaga dan memanfaatkan hasil alam dengan bijak dan bertanggungjawab tanpa ada keserakahan, ada suatu peribahasa yang menyatakan bahwa kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang, tetapi kita meminjamnya dari anak cucu kita. Jadi sudah sepantasnyalah kita mengembalikannya dalam keadaan utuh. Peribahasa inilah yang membuat Amerika menjadi negara besar yang masih menyimpan sumber alamnya sebagai persediaan energi untuk berpuluh tahun bahkan beratus tahun yang akan datang. Memilih Program Keluarga Berencana dengan alat kontrasepsi terbaik dengan efeksamping dan komplikasi seminimal mungkin, tidak merusak tubuh yaitu dengan menggunakan metode dan atau alat kontrasepsi sederhana dengan cara yang bijak dan bertanggung jawab misalnya kombinasi metode kalender dengan kondom atau metode kalender dengan coitus interuptus (Azl) atau kombinasi ketiganya. 
Ingat bahwa hal hal yang bersifat duniawi yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala yang bisa mendatangkan murka Allah (Kolose 3:5). @Erna Setiyaningrum





Tidak ada komentar:

Posting Komentar