Jumat, 01 Januari 2016

KOMPLIKASI KEBIDANAN VERSI TEOLOGI

Nats : Kejadian 3:16
Firman-Nya kepada perempuan itu (Hawa):"Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."



KOMPLIKASI

KEBIDANAN

Pengertian
      Patologi Obstetri

        Jika kita berbicara tentang Obstetri yang sudah ada sejak dahulu kala saat manusia yang pertama diciptakan Kelahiran-Persalinan-Nifas sudah ada beserta segala komplikasinya. Ingat saat Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam, mereka terusir dari taman Eden karena terperdaya oleh ulah Iblis yang menyerupai seekor ular (Kej. 3:1-5) dan harus menanggung segala penderitaan didunia karena mereka jatuh kedalam dosa (Kej. 3: 16-19). Susah payah waktu mengandung dan kesakitan waktu melahirkan anak (Kej.3:16) adalah bagian dari kondisi fisiologis maupun patologis yang harus dilalui seorang perempuan dalam meneruskan generasi untuk memenuhi bumi (Kejadian 1:28). 
     Sebelum kita membahas terlalu jauh mari kita menangkap bagian pertama yaitu definisi dari Obstetri. Obstetri adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, kelahiran dan pueperium. Sedangkan patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit. Jadi, patologi obstetri adalah ilmu membahas tentang hal-hal diluar kehamilan normal atau fisiologis.
        Mengandung adalah anugerah terindah bagi seorang perempuan. kesempurnaan menjadi seorang perempuan adalah jika mereka mengalami kehamilan, melahirkan, merawat anak di hari hari, minggu minggu dan bulan bulan pertama pasca melahirkan. melahirkan generasi terbaik yang akan mengukir sejarah di masa yang akan datang adalah impian semua perempuan. Bahkan di dalam kisah kisah yang ada didalam Alkitab, Allah membuat seorang istri yang tidak dicintai oleh seorang suami menjadi dicintai dengan membuka kandungannya. Seorang tokoh besar di Alkitab, yaitu Yakub (Israel) yang lebih mencintaui Rahel dibandingkan Lea istrinya yang lain yang menderita karena tidak pernah mendapatkan cinta Yakub. Dan untuk mengobati penderitaan Lea, Tuhan membuka kandungannya dan Rachel mandul (Kej.29:31-35).


Komplikasi Kebidanan
        Apakah kehamilan dijaman dahulu sama dengan kehamilan dijaman sekarang? tentunya sama, bahkan saat itu mungkin kaum perempuan lebiih menderita. selain kondisi yang jauh lebih sederhana, berbagai roboransia atau vitamin untuk menguatkan kondisi ibu. Perubahan perubahan hormonal mungkin dirasakan lebih berat, belum lagi banyak perubahan perubahan kondisi tubuh yang mempengaruhi psikologis seorang Ibu. Mestinya melihat segala keterbatasan pada masa masa tersebut, bisa disimpulkan jika Angka Kematian Ibu dan Bayi saat itu sangatlah tinggi. Ibu yang kuat, bermental baja, dan memiliki kondisi yang prima lah yang bisa melahirkan dengan selamat dengan anak anak yang sehat, perawatan pasca persalinan hingga anak anak besar dan dewasa pun menjadi indikator keberhasilan seorang ibu menjadi perempuan yang sempurna. 

Lingkup Komplikasi Kebidanan
Komplikasi Kehamilan

       Pengertian dari  Komplikasi Kebidanan, yaitu kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau bayi.
Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 1999). 
Komplikasi kehamilan adalah masalah-masalah yang hanya terjadi pada saat kehamilan. Keadaan ini dapat menyebabkan gangguan pada si ibu, janin dan juga keduanya.  Komplikasi kehamilan dapat terjadi pada awal ataupun akhir kehamilan, namun sebagian komplikasi dapat ditangani dengan baik jika diketahui sejak dini.

Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya komplikasi kehamilan
       Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan memicu terjadinya komplikasi kehamilan pada seorang ibu, yaitu:
1)      Riwayat medis dan pembedahan
Riwayat medis atau kesehatan yang dimiliki ibu sangat berpengaruh pada janin selama hamil. Beberapa penyakit yang dialami ibu selama hamil seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, asma, kejang, sampai diabetes, akan sangat memengaruhi perkembangan janin selama kehamilan dan proses persalinan.
Penyakit-penyakit tersebut akan berpotensi menyebabkan pertumbuhan janin abnormal, prematur, BBLR (berat bayi lahir rendah), sampai kematian. Penyakit yang paling banyak menyebabkan komplikasi medis kehamilan adalah tekanan darah tinggi. Beberapa obat penurun tekanan darah ternyata bisa menyebabkan kontraindikasi pada kehamilan.
Sedangkan riwayat pembedahan yang berisiko meningkatkan komplikasi kehamilan adalah jika ibu pernah mengalami bedah caesar. Proses pembedahan yang pernah dialami akan berpengaruh pada proses persalinan selanjutnya. Secara umum caesar dibagi menjadi dua jenis, yaitu seksio sesarea klasik, dan seksio sesarea transperitonealis profunda (SCTP). Pada caesar jenis klasik, peluang untuk VABC (vaginal birth after caesarian, atau melahirkan normal setelah pernah caesar) akan sulit dilakukan. Karena, pada operasi jenis ini dokter membuat sayatan memanjang di badan rahim (korpus uretri) sepanjang 10 cm. Jika VABC dilakukan pada perempuan yang pernah mengalami caesar klasik, ia akan berisiko mengalami ruptura uretri (robek pada dinding rahim).
2)      Riwayat obstetric
Riwayat obstetri bisa disebut riwayat komplikasi kelahiran. Beberapa masalah yang pernah dialami saat melahirkan, dan berpotensi menimbulkan komplikasi antara lain adanya perbedaan Rh (rhesus) ibu dan janin, Rh sensitif, pernah mengalami perdarahan hebat, dan melahirkan prematur.
Selain itu, masalah yang berhubungan dengan plasenta seperti plasenta previa (jalan lahir tertutup plasenta), atau solustio plasentae (seluruh atau sebagian plasenta lepas) yang pernah dialami juga akan memengaruhi proses persalinan dan kehamilan selanjutnya.
3)      Riwayat Ginekologi
Riwayat ginekologi bisa menyebabkan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan ibu hamil. Bumil yang pernah memiliki riwayat kasus kehamilan ektopik  (kehamilan yang terjadi di luar rongga rahim), kemungkinan besar akan kembali mengalaminya pada kehamilan selanjutnya. Cedera tuba (cedera pada tuba falopi, atau saluran telur) akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik
Selain itu, riwayat ginekologi yang memengaruhi terjadinya komplikasi adalah adanya kejadian inkompetensia serviks (ketidakmampuan serviks untuk mempertahankan kehamilan), dan uterine anomalies (dinding rahim rusak), sehingga meningkatkan risiko keguguran.
4)      Umur
Usia 35 tahun ke atas merupakan usia rawan untuk hamil. Hamil pada usia ini akan memengaruhi tingginya morbiditas (terjadi penyakit atau komplikasi) dan juga mortalitas (kematian janin). Risiko komplikasi pada ibu hamil akan meningkat drastis karena dipengaruhi faktor kesehatan, obesitas, dan perdarahan sang ibu.
5)      Paritas
Paritas juga merupakan salah satu indikasi yang menyebabkan komplikasi kehamilan. Hal ini disebabkan pada paritas tinggi, sistem reproduksi ibu sudah mengalami kemunduran, dan semakin menurunnya kemampuan uterus sebagai media pertumbuhan janin seiring bertambahnya jumlah paritas. Sedangkan pada kehamilan pertama, sistem-sistem reproduksinya masih muda dan belum teruji.

Deteksi Dini Kehamilan
         Bagaimana kita bisa tahu seseorang berpotensi mengalami komplikasi pada kehamilan, persalinan, ataupun nifasnya? tentunya dengan mencari tanda tanda dan mengenali segala resiko tersebut dengan mendeteksi secara dini segala kejadian yang mungkin dan bisa terjadi dan akan memiliki efek terjadinya komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang akan dilaluinya. Saat ini berbagai sarana untuk menurunkan Angka Kematian dan Kesakitan pada Ibu dan Bayi bisa diminimalisir dengan baik, yaitu dengan cara mendeteksi dini suatu kehamilan, dengan langkah langkah sebagai berikut;
1)      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi
2)   Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum kebidanan dan pembedahan.
3)   Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
4)      Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
5)  Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat bertumbuh kembang secara normal.
Pemeriksaan yang wajib di lakukan oleh seorang ibu hamil sesuai dengan kebijakan program pemerintah saat ini adalah sebagai berikut, untuk kunjungan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan, yang terdiri dari :
1 kali pada trimester pertama (0-12 minggu).
1 kali pada trimester kedua (13-24 minggu).
2 kali pada trimester ketiga (25-40 minggu).

       Beberapa pelayanan standar di dalam Ante Natal Care (Pemeriksaan Kehamilan) yang dilakukan seorang bidan adalah :
dengan 7 T :
1)      Timbang berat badan
2)      Ukur Tekanan darah
3)      Ukur Tinggi Fundus Uteri
4)      Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
5)      Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan (Fe 60 mg,asam folat 500 ug).
6)      Tes terhadap penyakit menular seksual
7)      Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

Yang kemudian di kembangkan menjadi 10 T :
1)      Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2)      Ukur tekanan darah.
3)      Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
4)      Ukur tinggi fundus uteri.
5)      Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6)      Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan
7)      Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8)      Test laboratorium (rutin dan khusus).
9)      Tatalaksana kasus.
10)  Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

Dan saat ini di kembangkan lagi menjadi 14 T :
1)      Ukur tinggi badan/berat badan.
2)      Ukur tekanan darah.
3)      Ukur tinggi fundus uteri.
4)      Pemberian imunisasi TT.
5)      Pemberian tablet zat besi (minimal 90 tablet selama kehamilan).
6)      Test terhadap penyakit menular seksual/VDRL.
7)      Temu wicara/konseling.
8)      Test/pemeriksaan Hb.
9)      Test/pemeriksaan urin protein.
10)  Test reduksi urin.
11)  Perawatan payudara (tekan pijat payudara).
12)  Pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil).
13)  Terapi yodium kapsul (khusus daerah endemic gondok).
14)  Terapi obat malaria.
Dengan adanya kontak dini khususnya pada trimester I, maka akan memudahkan kita dalam mendeteksi adanya kelainan atau komplikasi yang mungkin dialami oleh ibu hamil dalam kehamilannya. Hal ini sangat menguntungkan karena akan membantu kita sebagai bidan di dalam melakukan tindakan yang cepat dan tepat.

Kontak Dini Pada Kehamilan
       Jika jaman dahulu kontak dini pada kehamilan menunggu perut besar dan terasa pergerakan janin hingga teraba bagian bagian janin karena sarana pemeriksaan belum ada, namun kontak dini pada kehamilan di lakukan pada saat ini adalah dimulai saat ibu merasakan adanya kehamilan. pada saat kontak dini seorang bidan wajib melakukan skrining untuk deteksi dini. pengertian skrining adalah (screening) adalah deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesunguhnya menderita suatu kelainan. Test skrining dapat dilakukan dengan: Pertanyaan (anamnesa), Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan laboratorium.

Skrining pada deteksi dini
1)      Kunjungan I (0-12 minggu) dilakukan untuk :
a)      Penapisan dan pengobatan anemia
b)      Perencanaan persalinan
c)      Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2)      Kunjungan II (13–24 minggu), dilakukan untuk :
a)      Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
b)      Penapisan preeklampsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan
c)      Mengulang perencanaan persalinan
3)      Kunjungan III (25-36 minggu), dilakukan untuk :
a)      Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
b)      Penapisan preeklampsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan
c)      Mengulang perencanaan persalinan
4)      Kunjungan IV (37- 40 minggu), dilakukan untuk :
a)      Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
b)      Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
c)      Memantapkan rencana persalinan
d)     Mengenali tanda-tanda persalinan.

Komplikasi Persalinan
a.      Pengertian
      Komplikasi persalinan adalah kondisi dimana nyawa ibu dan atau janin yang ia kandung terancam yang disebabkan oleh gangguan langsung saat persalinan. Komplikasi persalinan sering terjadi akibat dari keterlambatan penanganan persalinan, dan dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya kematian ibu bersalin. Faktor-faktor yang diduga ikut berhubungan dengan kejadian komplikasi tersebut antara lain usia, pendidikan, status gizi dan status ekonomi ibu bersalin.

      Faktor usia ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya komplikasi persalinan dikarenakan semakin muda usia ibu saat terjadi persalinan maka semakin besar kemungkinan terjadi komplikasi akibat panggul ibu yang masih sempit serta alat-alat reproduksi yang belum matur, usia kehamilan yang terlalu muda saat persalinan mengakibatkan bayi yang dilahirkan menjadi premature. Status perkawinan ibu mempengaruhi psikologis ibu selama proses kehamilan dan persalinan serta keteraturan dalam memeriksakan kehamilan juga mempengaruhi terjadinya komplikasi saat persalinan sebab apabila terjadi kelainan tidak dapat terdeteksi secara dini.

Etiologi Dan Faktor Resiko Komplikasi Persalinan
     Pada penelitian yang dilakukan tahun 1990 yang diadakan oleh Assesment Safe               Motherhood, ditemukan beberapa hal yang dianggap sebagai penyebab terjadinya komplikasi             pada persalinan. Hal tersebut antara lain:
1)      Derajat kesehatan ibu rendah dan kurangnya kesiapan untuk hamil
2)      Pemeriksaan antenatal yang diperoleh kurang
3)      Pertolongan persalinan dan perawatan pada masa setelah persalinan dini masih kurang
4)  Kualitas pelayanan antenatal masih rendah dan dukun bayi belum sepenuhnya mampu melaksanakan deteksi resiko tinggi sedini mungkin
5)   Semua rumah sakit kabupaten sebagai tempat rujukan dari puskesmas belum mempunyai peralatan yang cukup untuk melaksanakan fungsi obstetrik esensial

Komplikasi Nifas
Pengertian
Komplikasi nifas adalah kondisi dimana nyawa ibu terancam keselamatannya setelah proses persalinan.

Pengertian Deteksi Dini Pada Masa Nifas
Deteksi Dini Masa Nifas adalah Memantau kondisi Ibu dan Bayi pasca persalinan dalam rangka menghindari komplikasi yang mungkin terjadi,dan untuk mencapai tingkat kesehatan yang sebaik mungkin bagi ibu-ibu yang baru melahirkan (post partum), bayi dan keluarga khususnya serta masyarakat pada umumnya.

Tujuan Deteksi Dini Pada Masa Nifas
1)      Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 2 Jam Pertama
Asuhan yang diberikan pada 2 jam pertama masa nifas yaitu :
-    Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri, kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekusensi observasi dan penilaian kondisi ibu.
-   Masase uterus untuk membuat kontaraksi uterus menjadi baik setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekusensi observasi dan penilaian kondisi ibu.
-      Pantau temperatur tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pascapersalinan. Jika meningkat, pantau dan tatalaksana sesuai dengan apa yang diperlukan.
-     Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua pada kala empat.
-       Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus dan jumlah darah yang keluar dan bagaimana melakukan masase jika uterus menjadi lembek.
-       Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan bantu ibu mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering, atur posisi ibu agar nyaman, duduk bersandarkan bantal atau berbaring miring. Jaga agar bayi diselimuti dengan baik. Bagian kepala tertutup baik, kemudian berikan bayi ke ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi ASI.
-          Lakukan asuhan esensial bagi bayi baru lahir.
2)      Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 6 Jam Masa Nifas
Asuhan yang diberikan pada 6 jam masa nifas yaitu :
-          Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
-      Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
-      Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
-          Pemberian ASI awal
-          Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
-          Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
-          Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
3)      Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 6 Hari Masa Nifas
Asuhan yang diberikan pada 6 hari masa nifas yaitu :
-       Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
-          Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
-          Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
-          Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
-     Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
-          Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
4)      Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 6 Minggu Masa Nifas
Asuhan yang diberikan pada 6 minggu masa nifas
-          Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
-          Memberikan konseling KB secara dini

 Kedaruratan Kebidanan

      Yaitu suatu keadaan dimana jika tidak segera mendapat pertolongan akan  menjadi lebih buruk bahkan menimbulkan  kematian dengan Klasifikasi Kedaruatan Obstetri sebagai berikut;
1)      Kedaruratan Pada Kehamilan
2)      Kedaruratan Pada Persalinan
3)      Kedaruratan Pada Saat Nifas

Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1)      Deteksi dini kasus kedaruratan
-          Gejala klinis
-          Anamnesis
-          Pemeriksaan fisik
-          Pemeriksaan obgyn
-          Pemeriksaan penunjang
2)      Penatalaksanaan kasus kedaruratan
3)      Management rujukan
B (Bidan)           :  Jika mungkin pasien ditemani oleh seorang bidan atau petugas kesehatan lainnya yang mempunyai kemampuan untuk memberikan penatalaksanaan awal kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
A (Alat)              :  Tersedia alat untuk pertolongan persalinan bila ibu melahirkan saat diperjalanan ke tempat rujukan.
K (Keluarga)      :  Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan mengapa ibu perlu dirujuk. Amat dianjurkan agar ada anggota keluarga khususnya suami menemani ibu hingga ke tempat rujukan.
S (Surat)             :  Walaupun diterima oleh bidan/ petugas kesehatan, adalah sangat dianjurkan untuk melampirkan surat yang menyatakan identitas pasien pasien, penyebab rujukan, hasil pemeriksaan, diagnosis, masalah dan penatalaksanaan/ terapi yang telah diberikan, termasuk partograf.
O (Obat)             :  Persiapkan obat –obat yang dibutuhkan untuk menatalaksana kegawatdaruratan yang mungkin terjadi selama perjalanan ke tempat rujukan.
K (Kendaraan)   :  Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan ibu untuk dirujuk dalam kondisi cukup nyaman, disamping kondisi kendaraan tersebut juga cukup baik agar mencapai tempat rujukan pada waktu yang tepat.
U (Uang)            :  Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat – obatan dan kebutuhan lainnya selama proses rujukan.

Tindakan Kebidanan Operatif
a.      Prinsip :
1)      Tiap tindakan pembedahan harus didasarkan atas indikasi yang tepat
2)      Perlu dipilih tindakan yang paling aman bagi ibu dan janin, mengingat kondisi mereka dan lingkungannya
3)      Tindakan harus diselenggarakan sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin tidak timbul komplikasi pada ibu dan bayi.

b.      Syarat yang perlu diperhatikan dalam tindakan pembedahan :
1)      Persiapan preoperatif yang baik
2)      Asepsis dan antisepsis yang baik
3)      Anestesi / analgesia yang baik
4)      Tindakan / prosedur yang baik
5)      Evaluasi / penatalaksanaan postoperatif yang baik

c.       Indikasi fetus dan ibu
Prinsip: untuk mencegah trauma persalinan pervaginam yang terlalu berat, bagi janin maupun bagi ibu.
1)      Indikasi janin
a)      janin premature
b)      janin letak sungsang
c)      janin yang akan dilahirkan dengan ekstraksi cunam / vakum
d)     janin besar. Dapat juga dilakukan pada janin aterm normal yang direncanakan lahir pervaginam spontan (berarti pertimbangan berdasarkan indikasi ibu).
2)      Indikasi ibu
mencegah robekan perineum yang berat akibat peregangan perineum yang berlebihan pada saat persalinan pervaginam spontan maupun dengan tindakan ekstraksi. Umumnya pada primipara, karena elastisitas jaringan dasar panggul masih kurang, tindakan episiotomi hampir selalu diperlukan.
     Hal hal diatas menandakan bahwa menjadi seorang perempuan yang nantinya berperan sebagai ibu sangatlah berat. Karena mereka akan menjadi wadah yang mencetak pribadi pribadi tangguh dalam kehidupan manusia sangatlah berharga. Nyawa dipertaruhkan sepanjang daur kehidupannya terutama di saat kehamilan, persalinan dan nifas yang harus dilaluinya. Saat seorang perempuan siap, berani, dan tangguh dalam menghadapi kodratnya sebagai seorang ibu, maka akan diberkatilah mereka diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahim mereka seperti Maria ibu Yesus Kristus dan Elisabet ibu Yohanes Pembaptis(Lukas 1:39-42).
         Tulisan ini akan berakhir dengan berkat yang luar biasa bagi kaum perempuan seperti tertulis di Alkitab injil Perjanjian Baru ,"Dan berbahagialah ia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana (Lukas 1:45)." jadilah perempuan terbaik, perempuan hebat, perempuan yang menjadi inspirasi sepanjang masa seperti Bunda Maria. (Ernasetiyaningrum)



1 komentar: