Nats : Kejadian 3:16
Firman-Nya kepada perempuan itu (Hawa):"Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
Pengertian
Patologi Obstetri
Jika kita berbicara tentang Obstetri yang sudah ada sejak dahulu kala saat manusia yang pertama diciptakan Kelahiran-Persalinan-Nifas sudah ada beserta segala komplikasinya. Ingat saat Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam, mereka terusir dari taman Eden karena terperdaya oleh ulah Iblis yang menyerupai seekor ular (Kej. 3:1-5) dan harus menanggung segala penderitaan didunia karena mereka jatuh kedalam dosa (Kej. 3: 16-19). Susah payah waktu mengandung dan kesakitan waktu melahirkan anak (Kej.3:16) adalah bagian dari kondisi fisiologis maupun patologis yang harus dilalui seorang perempuan dalam meneruskan generasi untuk memenuhi bumi (Kejadian 1:28).
Sebelum kita membahas terlalu jauh mari kita menangkap bagian pertama yaitu definisi dari Obstetri. Obstetri adalah ilmu yang
mempelajari tentang kehamilan, kelahiran dan pueperium. Sedangkan patologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit. Jadi, patologi obstetri adalah
ilmu membahas tentang hal-hal diluar kehamilan normal atau fisiologis.
Mengandung adalah anugerah terindah bagi seorang perempuan. kesempurnaan menjadi seorang perempuan adalah jika mereka mengalami kehamilan, melahirkan, merawat anak di hari hari, minggu minggu dan bulan bulan pertama pasca melahirkan. melahirkan generasi terbaik yang akan mengukir sejarah di masa yang akan datang adalah impian semua perempuan. Bahkan di dalam kisah kisah yang ada didalam Alkitab, Allah membuat seorang istri yang tidak dicintai oleh seorang suami menjadi dicintai dengan membuka kandungannya. Seorang tokoh besar di Alkitab, yaitu Yakub (Israel) yang lebih mencintaui Rahel dibandingkan Lea istrinya yang lain yang menderita karena tidak pernah mendapatkan cinta Yakub. Dan untuk mengobati penderitaan Lea, Tuhan membuka kandungannya dan Rachel mandul (Kej.29:31-35).

Komplikasi Kebidanan
Apakah kehamilan dijaman dahulu sama dengan kehamilan dijaman sekarang? tentunya sama, bahkan saat itu mungkin kaum perempuan lebiih menderita. selain kondisi yang jauh lebih sederhana, berbagai roboransia atau vitamin untuk menguatkan kondisi ibu. Perubahan perubahan hormonal mungkin dirasakan lebih berat, belum lagi banyak perubahan perubahan kondisi tubuh yang mempengaruhi psikologis seorang Ibu. Mestinya melihat segala keterbatasan pada masa masa tersebut, bisa disimpulkan jika Angka Kematian Ibu dan Bayi saat itu sangatlah tinggi. Ibu yang kuat, bermental baja, dan memiliki kondisi yang prima lah yang bisa melahirkan dengan selamat dengan anak anak yang sehat, perawatan pasca persalinan hingga anak anak besar dan dewasa pun menjadi indikator keberhasilan seorang ibu menjadi perempuan yang sempurna.
Lingkup
Komplikasi Kebidanan
Komplikasi Kehamilan
Pengertian dari Komplikasi Kebidanan, yaitu kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau bayi.
Komplikasi
kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian
pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 1999).
Komplikasi
kehamilan adalah masalah-masalah yang hanya terjadi pada saat kehamilan.
Keadaan ini dapat menyebabkan gangguan pada si ibu, janin dan juga
keduanya. Komplikasi kehamilan dapat
terjadi pada awal ataupun akhir kehamilan, namun sebagian komplikasi dapat
ditangani dengan baik jika diketahui sejak dini.
Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya komplikasi
kehamilan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan memicu terjadinya komplikasi kehamilan pada seorang ibu, yaitu:
1) Riwayat medis dan
pembedahan
Riwayat
medis atau kesehatan yang dimiliki ibu sangat berpengaruh pada janin selama
hamil. Beberapa penyakit yang dialami ibu selama hamil seperti penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, asma, kejang, sampai diabetes, akan sangat
memengaruhi perkembangan janin selama kehamilan dan proses persalinan.
Penyakit-penyakit
tersebut akan berpotensi menyebabkan pertumbuhan janin abnormal, prematur, BBLR
(berat bayi lahir rendah), sampai kematian. Penyakit yang paling banyak
menyebabkan komplikasi medis kehamilan adalah tekanan darah tinggi. Beberapa
obat penurun tekanan darah ternyata bisa menyebabkan kontraindikasi pada
kehamilan.
Sedangkan
riwayat pembedahan yang berisiko meningkatkan komplikasi kehamilan adalah jika
ibu pernah mengalami bedah caesar. Proses pembedahan yang pernah dialami
akan berpengaruh pada proses persalinan selanjutnya. Secara umum caesar dibagi
menjadi dua jenis, yaitu seksio sesarea klasik, dan seksio sesarea
transperitonealis profunda (SCTP). Pada caesar jenis klasik, peluang untuk
VABC (vaginal birth after caesarian, atau melahirkan normal setelah
pernah caesar) akan sulit dilakukan. Karena, pada operasi jenis ini dokter
membuat sayatan memanjang di badan rahim (korpus uretri) sepanjang 10
cm. Jika VABC dilakukan pada perempuan yang pernah mengalami caesar klasik, ia
akan berisiko mengalami ruptura uretri (robek pada dinding rahim).
2) Riwayat obstetric
Riwayat
obstetri bisa disebut riwayat komplikasi kelahiran. Beberapa masalah yang
pernah dialami saat melahirkan, dan berpotensi menimbulkan
komplikasi antara lain adanya perbedaan Rh (rhesus) ibu dan janin, Rh sensitif,
pernah mengalami perdarahan hebat, dan melahirkan prematur.
Selain
itu, masalah yang berhubungan dengan plasenta seperti plasenta previa (jalan
lahir tertutup plasenta), atau solustio plasentae (seluruh atau
sebagian plasenta lepas) yang pernah dialami juga akan
memengaruhi proses persalinan dan kehamilan selanjutnya.
3) Riwayat
Ginekologi
Riwayat
ginekologi bisa menyebabkan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan ibu
hamil. Bumil yang pernah memiliki riwayat kasus kehamilan ektopik (kehamilan yang terjadi di luar rongga rahim), kemungkinan besar
akan kembali mengalaminya pada kehamilan selanjutnya. Cedera tuba (cedera pada
tuba falopi, atau saluran telur) akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan
ektopik
Selain
itu, riwayat ginekologi yang memengaruhi terjadinya komplikasi adalah adanya
kejadian inkompetensia serviks (ketidakmampuan serviks untuk
mempertahankan kehamilan), dan uterine anomalies
(dinding rahim rusak), sehingga meningkatkan risiko keguguran.
4) Umur
Usia
35 tahun ke atas merupakan usia rawan untuk hamil. Hamil pada usia ini akan
memengaruhi tingginya morbiditas (terjadi penyakit atau komplikasi)
dan juga mortalitas (kematian janin). Risiko komplikasi pada ibu hamil
akan meningkat drastis karena dipengaruhi faktor kesehatan, obesitas, dan
perdarahan sang ibu.
5) Paritas
Paritas juga merupakan salah satu indikasi yang menyebabkan komplikasi
kehamilan. Hal ini disebabkan pada paritas tinggi, sistem reproduksi ibu sudah
mengalami kemunduran, dan semakin menurunnya kemampuan uterus sebagai media
pertumbuhan janin seiring bertambahnya jumlah paritas. Sedangkan pada kehamilan
pertama, sistem-sistem reproduksinya masih muda dan belum teruji.
Deteksi
Dini Kehamilan
Bagaimana kita bisa tahu seseorang berpotensi mengalami komplikasi pada kehamilan, persalinan, ataupun nifasnya? tentunya dengan mencari tanda tanda dan mengenali segala resiko tersebut dengan mendeteksi secara dini segala kejadian yang mungkin dan bisa terjadi dan akan memiliki efek terjadinya komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang akan dilaluinya. Saat ini berbagai sarana untuk menurunkan Angka Kematian dan Kesakitan pada Ibu dan Bayi bisa diminimalisir dengan baik, yaitu dengan cara mendeteksi dini suatu kehamilan, dengan langkah langkah sebagai berikut;
1)
Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi
2) Mengenali
secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil
termasuk riwayat penyakit secara umum kebidanan dan pembedahan.
3) Mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.
4)
Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
5) Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat bertumbuh
kembang secara normal.
Pemeriksaan yang wajib di lakukan oleh seorang ibu hamil sesuai
dengan kebijakan program pemerintah saat ini adalah sebagai berikut, untuk kunjungan antenatal minimal 4 kali selama
kehamilan, yang terdiri dari :
1 kali pada trimester pertama (0-12 minggu).
1 kali pada trimester kedua (13-24 minggu).
2 kali pada trimester ketiga (25-40 minggu).
Beberapa pelayanan standar di dalam Ante Natal Care (Pemeriksaan Kehamilan) yang dilakukan seorang bidan adalah :
dengan 7 T :
1)
Timbang
berat badan
2)
Ukur
Tekanan darah
3)
Ukur Tinggi
Fundus Uteri
4)
Pemberian
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
5)
Pemberian
Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan (Fe 60 mg,asam folat 500
ug).
6)
Tes
terhadap penyakit menular seksual
7)
Temu wicara
dalam rangka persiapan rujukan.
Yang kemudian di kembangkan menjadi 10 T :
1)
Timbang
berat badan dan ukur tinggi badan.
2)
Ukur
tekanan darah.
3)
Nilai
status gizi (ukur lingkar lengan atas).
4)
Ukur tinggi
fundus uteri.
5)
Tentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6)
Skrining
status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan
7)
Pemberian
tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8)
Test
laboratorium (rutin dan khusus).
9)
Tatalaksana
kasus.
10)
Temu wicara
(konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
serta KB pasca persalinan.
Dan saat ini di kembangkan lagi menjadi 14 T :
1)
Ukur tinggi
badan/berat badan.
2)
Ukur
tekanan darah.
3)
Ukur tinggi
fundus uteri.
4)
Pemberian
imunisasi TT.
5)
Pemberian
tablet zat besi (minimal 90 tablet selama kehamilan).
6)
Test
terhadap penyakit menular seksual/VDRL.
7)
Temu
wicara/konseling.
8)
Test/pemeriksaan
Hb.
9)
Test/pemeriksaan
urin protein.
10)
Test
reduksi urin.
11)
Perawatan payudara
(tekan pijat payudara).
12)
Pemeliharaan
tingkat kebugaran (senam hamil).
13)
Terapi
yodium kapsul (khusus daerah endemic gondok).
14)
Terapi obat
malaria.
Dengan adanya kontak dini khususnya pada trimester I, maka akan
memudahkan kita dalam mendeteksi adanya kelainan atau komplikasi yang
mungkin dialami oleh ibu hamil dalam kehamilannya. Hal ini sangat menguntungkan
karena akan membantu kita sebagai bidan di dalam melakukan tindakan yang
cepat dan tepat.
Kontak Dini
Pada Kehamilan
Jika jaman dahulu kontak dini pada kehamilan menunggu perut besar dan terasa pergerakan janin hingga teraba bagian bagian janin karena sarana pemeriksaan belum ada, namun kontak dini
pada kehamilan di lakukan pada saat ini adalah dimulai saat ibu merasakan adanya kehamilan. pada saat kontak dini seorang bidan wajib melakukan skrining untuk deteksi dini. pengertian skrining adalah (screening)
adalah deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha untuk mengidentifikasi
penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan menggunakan test,
pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk
membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesunguhnya menderita
suatu kelainan. Test skrining dapat dilakukan dengan: Pertanyaan (anamnesa),
Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan laboratorium.
Skrining pada deteksi dini
1)
Kunjungan I
(0-12 minggu) dilakukan untuk :
a)
Penapisan
dan pengobatan anemia
b)
Perencanaan
persalinan
c)
Pengenalan
komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2)
Kunjungan
II (13–24 minggu), dilakukan untuk :
a)
Pengenalan
komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
b)
Penapisan
preeklampsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan
c)
Mengulang
perencanaan persalinan
3)
Kunjungan
III (25-36 minggu), dilakukan untuk :
a)
Pengenalan
komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
b)
Penapisan
preeklampsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan
c)
Mengulang
perencanaan persalinan
4)
Kunjungan
IV (37- 40 minggu), dilakukan untuk :
a)
Sama
seperti kegiatan kunjungan II dan III
b)
Mengenali
adanya kelainan letak dan presentasi
c)
Memantapkan
rencana persalinan
d)
Mengenali
tanda-tanda persalinan.
Komplikasi
Persalinan
a.
Pengertian
Komplikasi persalinan
adalah kondisi dimana nyawa ibu dan atau janin yang ia kandung terancam yang
disebabkan oleh gangguan langsung saat persalinan. Komplikasi persalinan sering
terjadi akibat dari keterlambatan penanganan persalinan, dan dianggap sebagai
salah satu penyebab terjadinya kematian ibu bersalin. Faktor-faktor yang diduga
ikut berhubungan dengan kejadian komplikasi tersebut antara lain usia,
pendidikan, status gizi dan status ekonomi ibu bersalin.
Faktor usia ibu
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya komplikasi persalinan
dikarenakan semakin muda usia ibu saat terjadi persalinan maka semakin besar
kemungkinan terjadi komplikasi akibat panggul ibu yang masih sempit serta
alat-alat reproduksi yang belum matur, usia kehamilan yang terlalu muda saat
persalinan mengakibatkan bayi yang dilahirkan menjadi premature. Status
perkawinan ibu mempengaruhi psikologis ibu selama proses kehamilan dan
persalinan serta keteraturan dalam memeriksakan kehamilan juga mempengaruhi
terjadinya komplikasi saat persalinan sebab apabila terjadi kelainan tidak
dapat terdeteksi secara dini.
Etiologi Dan Faktor
Resiko Komplikasi Persalinan
Pada penelitian yang dilakukan tahun 1990
yang diadakan oleh Assesment Safe
Motherhood, ditemukan beberapa hal yang dianggap sebagai penyebab
terjadinya komplikasi pada persalinan. Hal tersebut antara
lain:
1) Derajat kesehatan ibu rendah dan
kurangnya kesiapan untuk hamil
2) Pemeriksaan antenatal yang diperoleh
kurang
3) Pertolongan persalinan dan perawatan pada
masa setelah persalinan dini masih kurang
4) Kualitas pelayanan antenatal masih rendah
dan dukun bayi belum sepenuhnya mampu melaksanakan deteksi resiko tinggi sedini
mungkin
5) Semua rumah sakit kabupaten sebagai
tempat rujukan dari puskesmas belum mempunyai peralatan yang cukup untuk
melaksanakan fungsi obstetrik esensial
Komplikasi Nifas
Pengertian
Komplikasi
nifas adalah kondisi dimana nyawa ibu terancam keselamatannya setelah proses
persalinan.
Pengertian
Deteksi Dini Pada Masa Nifas
Deteksi
Dini Masa Nifas adalah Memantau kondisi Ibu dan Bayi pasca persalinan dalam
rangka menghindari komplikasi yang mungkin terjadi,dan untuk mencapai tingkat
kesehatan yang sebaik mungkin bagi ibu-ibu yang baru melahirkan (post partum),
bayi dan keluarga khususnya serta masyarakat pada umumnya.
Tujuan
Deteksi Dini Pada Masa Nifas
1) Deteksi
Dini Komplikasi Masa Nifas 2 Jam Pertama
Asuhan yang diberikan
pada 2 jam pertama masa nifas yaitu :
- Pantau tekanan darah,
nadi, tinggi fundus uteri, kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit
selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua kala empat.
Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekusensi observasi dan
penilaian kondisi ibu.
- Masase uterus untuk
membuat kontaraksi uterus menjadi baik setiap 15 menit selama satu jam pertama
dan setiap 30 menit selama jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak
normal, tingkatkan frekusensi observasi dan penilaian kondisi ibu.
- Pantau temperatur tubuh
setiap jam dalam dua jam pertama pascapersalinan. Jika meningkat, pantau dan
tatalaksana sesuai dengan apa yang diperlukan.
- Nilai perdarahan.
Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap
30 menit selama jam kedua pada kala empat.
- Ajarkan ibu dan
keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus dan jumlah darah yang keluar dan
bagaimana melakukan masase jika uterus menjadi lembek.
- Minta anggota keluarga
untuk memeluk bayi. Bersihkan dan bantu ibu mengenakan baju atau sarung yang
bersih dan kering, atur posisi ibu agar nyaman, duduk bersandarkan bantal atau
berbaring miring. Jaga agar bayi diselimuti dengan baik. Bagian kepala tertutup
baik, kemudian berikan bayi ke ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi ASI.
-
Lakukan asuhan esensial
bagi bayi baru lahir.
2) Deteksi
Dini Komplikasi Masa Nifas 6 Jam Masa Nifas
Asuhan yang diberikan
pada 6 jam masa nifas yaitu :
-
Mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
- Mendeteksi dan
perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan
berlanjut.
- Memberikan konseling
pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia
uteri.
-
Pemberian ASI awal
-
Mengajarkan cara
mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
-
Menjaga bayi tetap
sehat melalui pencegahan hipotermi.
-
Setelah bidan melakukan
pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam
keadaan baik.
3) Deteksi
Dini Komplikasi Masa Nifas 6 Hari Masa Nifas
Asuhan yang diberikan
pada 6 hari masa nifas yaitu :
- Memastikan involusi
uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus
uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
-
Menilai adanya
tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
-
Memastikan ibu mendapat
istirahat yang cukup.
-
Memastikan ibu mendapat
makanan yang bergizi dan cukup cairan.
- Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
-
Memberikan konseling
tentang perawatan bayi baru lahir.
4) Deteksi
Dini Komplikasi Masa Nifas 6 Minggu Masa Nifas
Asuhan yang diberikan
pada 6 minggu masa nifas
-
Menanyakan
penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
-
Memberikan konseling KB
secara dini
Kedaruratan
Kebidanan
Yaitu suatu keadaan
dimana jika tidak segera mendapat pertolongan akan menjadi lebih buruk bahkan menimbulkan kematian dengan Klasifikasi
Kedaruatan Obstetri sebagai berikut;
1) Kedaruratan Pada Kehamilan
1) Kedaruratan Pada Kehamilan
2) Kedaruratan
Pada Persalinan
3) Kedaruratan
Pada Saat Nifas
Hal-hal
yang Harus Diperhatikan
1)
Deteksi dini kasus
kedaruratan
-
Gejala klinis
-
Anamnesis
-
Pemeriksaan fisik
-
Pemeriksaan obgyn
-
Pemeriksaan penunjang
2) Penatalaksanaan
kasus kedaruratan
3) Management
rujukan
B (Bidan) : Jika
mungkin pasien ditemani oleh seorang bidan atau petugas kesehatan lainnya yang
mempunyai kemampuan untuk memberikan penatalaksanaan awal kegawatdaruratan
obstetri dan bayi baru lahir.
A (Alat) : Tersedia
alat untuk pertolongan persalinan bila ibu melahirkan saat diperjalanan ke
tempat rujukan.
K (Keluarga) : Beritahu
ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan mengapa ibu perlu dirujuk.
Amat dianjurkan agar ada anggota keluarga khususnya suami menemani ibu hingga
ke tempat rujukan.
S (Surat) : Walaupun
diterima oleh bidan/ petugas kesehatan, adalah sangat dianjurkan untuk
melampirkan surat yang menyatakan identitas pasien pasien, penyebab rujukan,
hasil pemeriksaan, diagnosis, masalah dan penatalaksanaan/ terapi yang telah
diberikan, termasuk partograf.
O (Obat) : Persiapkan
obat –obat yang dibutuhkan untuk menatalaksana kegawatdaruratan yang mungkin
terjadi selama perjalanan ke tempat rujukan.
K (Kendaraan) : Siapkan
kendaraan yang paling memungkinkan ibu untuk dirujuk dalam kondisi cukup
nyaman, disamping kondisi kendaraan tersebut juga cukup baik agar mencapai
tempat rujukan pada waktu yang tepat.
U (Uang) : Ingatkan
pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat –
obatan dan kebutuhan lainnya selama proses rujukan.
Tindakan Kebidanan Operatif
a. Prinsip :
1) Tiap tindakan pembedahan harus didasarkan
atas indikasi yang tepat
2) Perlu dipilih tindakan yang paling aman
bagi ibu dan janin, mengingat kondisi mereka dan lingkungannya
3) Tindakan harus diselenggarakan sedemikian
rupa sehingga sedapat mungkin tidak timbul komplikasi pada ibu dan bayi.
b. Syarat yang perlu diperhatikan dalam
tindakan pembedahan :
1) Persiapan preoperatif yang baik
2) Asepsis dan antisepsis yang baik
3) Anestesi / analgesia yang baik
4) Tindakan / prosedur yang baik
5) Evaluasi / penatalaksanaan postoperatif
yang baik
c. Indikasi fetus dan ibu
Prinsip: untuk mencegah trauma persalinan pervaginam yang terlalu berat, bagi
janin maupun bagi ibu.
1) Indikasi janin
a) janin premature
b) janin letak sungsang
c) janin yang akan dilahirkan dengan
ekstraksi cunam / vakum
d) janin besar. Dapat juga dilakukan pada
janin aterm normal yang direncanakan lahir pervaginam spontan (berarti
pertimbangan berdasarkan indikasi ibu).
2) Indikasi ibu
mencegah robekan
perineum yang berat akibat peregangan perineum yang berlebihan pada saat
persalinan pervaginam spontan maupun dengan tindakan ekstraksi. Umumnya pada
primipara, karena elastisitas jaringan dasar panggul masih kurang, tindakan
episiotomi hampir selalu diperlukan.
Hal hal diatas menandakan bahwa menjadi
seorang perempuan yang nantinya berperan sebagai ibu sangatlah berat. Karena
mereka akan menjadi wadah yang mencetak pribadi pribadi tangguh dalam kehidupan
manusia sangatlah berharga. Nyawa dipertaruhkan sepanjang daur kehidupannya
terutama di saat kehamilan, persalinan dan nifas yang harus dilaluinya. Saat
seorang perempuan siap, berani, dan tangguh dalam menghadapi kodratnya sebagai
seorang ibu, maka akan diberkatilah mereka diantara semua perempuan dan diberkatilah
buah rahim mereka seperti Maria ibu Yesus Kristus dan Elisabet ibu Yohanes
Pembaptis(Lukas 1:39-42).
Tulisan ini akan berakhir dengan
berkat yang luar biasa bagi kaum perempuan seperti tertulis di Alkitab injil Perjanjian Baru ,"Dan berbahagialah ia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan
kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana (Lukas 1:45)." jadilah perempuan
terbaik, perempuan hebat, perempuan yang menjadi inspirasi sepanjang masa
seperti Bunda Maria. (Ernasetiyaningrum)
ada sumbernya bukunya tidak ?
BalasHapus